HIKMAH PENGHARAMAN DAGING BABI
Oleh:
Reflianto, S.Pd.
(Wakil
Direktur LP POM MUI Lampung)
Dalam kesempatan ini, saya sitir kembali kejadian yang
berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya
kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya
kepada Imam, "Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia
memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri
lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam
peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang
mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri
dan mikroba lainnya.?"
Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan
itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor
ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu
babi betina.
Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia."
Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.
Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."
Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.
Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi. Sebagian darinya disebutkan oleh Dr. Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya "Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman", halaman 130-131: "Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?"
Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al Qur'an al Karîm, halaman 112, menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging babi: "Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacing-cacing ini. Penyakit lain yang ditularkan oleh daging babi banyak sekali, di antaranya:
1. Kolera babi. Yaitu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
2. Keguguran nanah, yang disebabkan oleh bakteri prosillia babi.
3. Kulit kemerahan, yang ganas dan menahun. Yang pertama bisa
Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia."
Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.
Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."
Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.
Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi. Sebagian darinya disebutkan oleh Dr. Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya "Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman", halaman 130-131: "Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?"
Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al Qur'an al Karîm, halaman 112, menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging babi: "Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacing-cacing ini. Penyakit lain yang ditularkan oleh daging babi banyak sekali, di antaranya:
1. Kolera babi. Yaitu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
2. Keguguran nanah, yang disebabkan oleh bakteri prosillia babi.
3. Kulit kemerahan, yang ganas dan menahun. Yang pertama bisa
menyebabkan
kematian dalam beberapa kasus, dan yang kedua
menyebabkan
gangguan persendian.
4. Penyakit pengelupasan kulit.
5. Benalu eskares, yang berbahaya bagi manusia.
4. Penyakit pengelupasan kulit.
5. Benalu eskares, yang berbahaya bagi manusia.
Fakta-fakta berikut cukup membuat seseorang untuk segera
menjauhi babi, yaitu:
1. Babi adalah
hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan
semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah
habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan
kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya.
2. Ia memakan semua
yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah
kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga
tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
3. Ia mengencingi
kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya
kembali.
4. Ia memakan
sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan.
5. Ia adalah hewan
mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan
dalam waktu lama, jika dibiarkan.
6. Kulit orang yang
memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
7. Penelitian
ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia --Cina
mayoritas penduduknya penyembah berhala, sedangkan Swedia mayoritas penduduknya
sekular-- menyatakan: daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker
anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang
penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara
Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India).
Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000.
Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia
tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo.
Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah mengharamkan
daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman tersebut tidak
hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses dengan lemak
babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa jenis roti yang
bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua hal yang
menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita tidak
memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak atau
minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap Allah
SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatarbelakangi Allah SWT
mengharamkan daging dan lemak babi.
=======================================================
LP POM MUI LAMPUNG, Kompl. Islamic
Centre – Jl. Soekarno Hatta
Rajabasa – Bdr. Lampung. Tlp. :
0721-786937. 085369811114 Email: halallampung@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar